Topmetro.co, Marelan – Salah satu penyebab kelangkaan gas melon jatah masyarakat kecil diduga adanya pembelian dalam skala besar gas 3 kg bersubsidi yang belakangan diolah menjadi 12 Kg berwarna biru ataupun tabung pink.
Aktifitas pengalihan gas dalam tabung 3 kg menjadi 12 Kg komersil ini dikenal masyarakat luas dengan sebutan pengoplosan. Selasa (13/6/2023).
Salah satu lokasi yang diduga dijadikan tempat pengoplosan gas ini berada dikawasan Jalan Jala IV , GG. Sanjaya, Link 03, Kel. Rengas Pulau, Kec. Medan Marelan atau yang lebih dikenal dengan nama kawasan Touchit.
Sejak 2 tahun lebih beroperasi, gudang dikelilingi tembok ini membuat resah warga sekitar. Selain menimbulkan suara kebisingan, aktifitas pengoplosan tersebut juga rawan meledak dan menimbulkan kebakaran. Yang terparah, perbuatan yang tidak direstui hukum tersebut juga menimbulkan langkanya ketersediaan gas melon ukuran 3 kg yang seharusnya dinikmati kalangan masyarakat bawah.
“Beroperasi udah lama bang. Bising suara yang ditimbulkan. Kami gak begitu banyak tau aktifitas didalam, tapi yang kami tau dari dalam gudang itu sering keluar masuk pickup bawa tabung gas biru dan merah jambu,” sebut warga disana.
Setelah mengetahui aktifitas dalam gudang, sebagian warga menyayangkan hal ini terjadi. Sebab menurut mereka, selain dapat membahayakan nyawa warga sekitar, pengoplosan gas ini ditenggarai menjadi salah satu penyebab sulitnya menemukan gas melon yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat.
“Untuk mendapatkan gas susah sekarang bang. Harus berkeliling warung baru bisa dapat. Kalau begitu ceritanya, pemerintah dan aparat harus segera bertindak agar kelangkaan gas dapat di tanggulangi,” tambah warga yang terlihat berpikiran cerdas ini.(TIM/RED)